1. Cita-cita Keuskupan Agung Semarang ingin mewujudkan diri sebagai Umat Allah yang beriman mendalam, sesuai dengan kebudayaan setempat: beriman dewasa, semua turut bertanggungjawab dan terlibat, mandiri; beriman misioner, kepada yang terbuka, siap mewartakan Yesus/Injil; kepada yang tertutup, siap mewartakan yang benar, baik dan suci; kepada yang keyakinan agamanya kuat, mencoba meningkatkan menjadi orang yang betul-betul baik; beriman memasyarakat: meresapi segala tata kehidupan bermasyarakat dengan semangat/nilai kristen.
2. Tekanan Khusus Tanpa mengurangi pentingnya nilai unsur-unsur lainnya, tanpa mengabaikan perkembangan dalam segi-segi lainnya, Keuskupan perlu memilih tekanan khusus terhadap unsur dan bidang mana yang akan mendapat perhatian khusus pada tahun ini. Dalam Rapat Dewan Karya Pastoral tanggal 28 Nopember 1984, telah ditetapkan bahwa tekanan khusus akan dijatuhkan pada: terwujudnya Umat yang imannya merasuki seluruh dimensi hidup di dalam masyarakat. (cfr. BPH KAS)
3. Kepemimpinan Hirarki/Dewan Paroki, Pamong Dan Lain-lain Panitia Dari cita-cita tersebut di atas, yang ingin kita utamakan adalah membangun Umat Allah, menjadi Umat beriman, yang imannya penuh dan lengkap, yang imannya mendalam, dewasa, misioner dan memasyarakat. Fungsi Hirarki, Dewan Paroki, Panitia, Pamong, dan lain-lain: melayani, mengabdikan diri dengan segala usaha, agar terwujudlah dan berkembanglah di Keuskupan kita ini Umat Allah yang imannya penuh dan lengkap, yang mendalam, dewasa, misioner dan memasyarakat tersebut. Maka kalau ingin menilai maju atau berkembangnya keuskupan atau paroki-paroki, hendaklah menilai dalam bidang itu tadi, bukan karena organisasnya rapi dan lain-lain. Kalau ingin menilai Hirarki, Dewan Paroki, Pamong, Panitia dan lain-lain berhasil atau tidak, yang menjadi ukuran ialah: apakah usaha-usahanya sungguh mengembangkan kita menjadi Umat Allah yang imannya mendalam, dewasa, misioner dan memasyarakat tersebut. Untuk tahun ini, paling tidak diharapkan lebih mengutamakan: terwujudnya umat yang imannya makin merasuki kehidupannya dalam masyarakat.
4. Melanjutkan Perkembangan Yang Sudah Ada Seperti telah disebutkan di atas, dengan mengutamakan salah satu aspek kita tidak mau mengabaikan apa-apa yang penting yang telah berkembang dalam Keuskupan kita, hal itu harus kita lanjutkan juga. Maka kita teruskan apa yang telah dilukiskan dalam buku: Perjalanan Umat Allah maupun dalam buku Gereja Kita. Banyak hal dasar dan tradisi baik yang sudah ditanamkan dalam umat. Untuk perkembangan lebih lanjut, kita akan bercermin pada cita-cita dan mengembangkan dengan kenyataan riil yang ada sampai sekarang. Kemudian dari situ kita merumuskan tekanan khusus yang ingin diusahakan untuk dikembangkan pada tahun-tahun mendatang, karena di bidang itu kita masih perlu berkembang. (Mgr. Julius Darmaatmadja SJ)
2. Tekanan Khusus Tanpa mengurangi pentingnya nilai unsur-unsur lainnya, tanpa mengabaikan perkembangan dalam segi-segi lainnya, Keuskupan perlu memilih tekanan khusus terhadap unsur dan bidang mana yang akan mendapat perhatian khusus pada tahun ini. Dalam Rapat Dewan Karya Pastoral tanggal 28 Nopember 1984, telah ditetapkan bahwa tekanan khusus akan dijatuhkan pada: terwujudnya Umat yang imannya merasuki seluruh dimensi hidup di dalam masyarakat. (cfr. BPH KAS)
3. Kepemimpinan Hirarki/Dewan Paroki, Pamong Dan Lain-lain Panitia Dari cita-cita tersebut di atas, yang ingin kita utamakan adalah membangun Umat Allah, menjadi Umat beriman, yang imannya penuh dan lengkap, yang imannya mendalam, dewasa, misioner dan memasyarakat. Fungsi Hirarki, Dewan Paroki, Panitia, Pamong, dan lain-lain: melayani, mengabdikan diri dengan segala usaha, agar terwujudlah dan berkembanglah di Keuskupan kita ini Umat Allah yang imannya penuh dan lengkap, yang mendalam, dewasa, misioner dan memasyarakat tersebut. Maka kalau ingin menilai maju atau berkembangnya keuskupan atau paroki-paroki, hendaklah menilai dalam bidang itu tadi, bukan karena organisasnya rapi dan lain-lain. Kalau ingin menilai Hirarki, Dewan Paroki, Pamong, Panitia dan lain-lain berhasil atau tidak, yang menjadi ukuran ialah: apakah usaha-usahanya sungguh mengembangkan kita menjadi Umat Allah yang imannya mendalam, dewasa, misioner dan memasyarakat tersebut. Untuk tahun ini, paling tidak diharapkan lebih mengutamakan: terwujudnya umat yang imannya makin merasuki kehidupannya dalam masyarakat.
4. Melanjutkan Perkembangan Yang Sudah Ada Seperti telah disebutkan di atas, dengan mengutamakan salah satu aspek kita tidak mau mengabaikan apa-apa yang penting yang telah berkembang dalam Keuskupan kita, hal itu harus kita lanjutkan juga. Maka kita teruskan apa yang telah dilukiskan dalam buku: Perjalanan Umat Allah maupun dalam buku Gereja Kita. Banyak hal dasar dan tradisi baik yang sudah ditanamkan dalam umat. Untuk perkembangan lebih lanjut, kita akan bercermin pada cita-cita dan mengembangkan dengan kenyataan riil yang ada sampai sekarang. Kemudian dari situ kita merumuskan tekanan khusus yang ingin diusahakan untuk dikembangkan pada tahun-tahun mendatang, karena di bidang itu kita masih perlu berkembang. (Mgr. Julius Darmaatmadja SJ)



0 komentar:
Posting Komentar